![]() |
Image Source : Pixabay |
Patut kita renungkan bagaimana contoh pemuda teladan di masa kejayaan Islam seperti Muhammad Al Fatih. Di usianya yang masih belia 14 tahun, beliau sudah hafal al-Qurâan dan menguasai 6 bahasa dunia.
Di usia 21 tahun beliau menggantikan ayahnya sebagai kepala negara di kesultanan Turki Ustmani. Selain itu beliau juga ahli taktik militer, rajin ibadah, bahkan tak pernah meninggalkan sholat malam dan rawatibnya.
Berkat prestasi itulah, Allah Subhanahu Wataâala berikan kemenangan beliau dalam menaklukkan Konstantinopel yang kala itu bentengnya tidak bisa ditembus selama 750 tahun lamanya. Kekuasaan Byzantium yang adigdaya saat itu takluk di tangan seorang Muhammad Al Fatih.
Sebagai generasi muda Muslim, kewajiban kita untuk mengembalikan identitas hakiki anak-anak muda kita. Agar tidak menjadi generasi muda mudah terombang-ambing dengan arus budaya Barat dan pemikiran yang merusak jiwa raga, maka perlu sekiranya melakukan langkah berikut :
Pertama, memiliki visi yang jelas
Sebagai pemuda harus jelas jati dirinya. Kita sebagai apa dan harus bersikap bagaimana. Sehingga tujuan hidup dan cita-cita itu menjadi terang dan gamblang.
Sebagai pemuda muslim, tentu tidak akan lepas dari visi dasar kita sebagai hamba Allah Subhanahu Wataâala, yaitu beribadah kepada Allah serta tunduk dan taat kepada Allah. âSesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa-apa yang pada diri mereka.â (QS. Ar-raâdu: 11)
Kedua, peduli sesama
Pantang bagi seorang pemuda untuk bersikap apatis dan cuek dengan kondisi sekitarnya. Karena pemuda adalah agent of change, maka harus tertanam dalam kesadaran kita bahwa kita adalah agen perubahan. Mengubah kondisi yang buruk menjadi kondisi yang lebih baik. âSesungguhnya Allah akan menolong seorang hamba-Nya selama hamba itu menolong orang yang lainâ. (Hadits Muslim)
Ketiga, bekerjasama dalam Kebaikan
Mengubah kondisi perlu untuk bahu-membahu dan bersama-sama dalam memperjuangkan kebaikan. Sebagaiman sabda Rasulullah Shalallahu âAlaihi Wassallam: âMukmin dengan Mukmin yang lain itu seperti satu bangunan; satu sama lain SALING MENGUATKAN.â (Muttafaq âalaih).
Keempat, pembelajar
Sebagai pemuda, harus senantiasa menjadi pembelajar. Terus belajar untuk meningkatkan kualitas diri, meningkatkan kualitas diri sebagai pemuda tentunya, dengan bekal ilmu yang mumpuni agar peran sebagai agent of change dapat terealisasi dengan baik.
Bukankah masa depan itu ada di tangan pemuda? Maka wajib bagi setiap pemuda muslim untuk mengkaji dan mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh, untuk diamalkan dalam kehidupan.
Kelima, sampaikan Kebenaran walau pahit
Pemuda adalah pribadi yang idealis, produktif, dan berani. Di sinilah cara untuk menghilangkan keloyoan pemuda dengan melantangkan setiap kedzaliman yang terjadi lalu menyampaikan kebenaran itu dengan berani, tidak takut dengan celaan orang yang mencelanya.''
Oleh sebab itu, Sampaikan peringatan karena peringatan itu bermanfaat. Orang yang takut (kepada Allah) akan mendapat pelajaran. Orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinyaâ (QS al-Aâla [87]: 9-11).
Masa depan ini Indonesia ini ada di pundak kita. Bangkitlah wahai pemuda Muslim untuk melawan setiap bentuk ketidakadilan dan kedzaliman yang terjadi di negeri ini.
Sudah saatnya pemuda ambil peran, jangan menjadi âsampah masyarakatâ sebagaimana ungkapan Arab mengatakan wujuduhu ka âadamihi (keberadaannya, sama dengan ketiadaannya). Sungguh sia-sia.
Yuk! Kita bangun Indonesia dengan prestasi dan karya-karya kita agar membawa Islam ke pentas dunia.
(Oleh : Chusnatul Jannah)
Pembina IYCON (Islamic Youth Community) Pasuruan
Pembina IYCON (Islamic Youth Community) Pasuruan
Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar
© Hidayatullah.com, 2017
Editor: Cholis Akbar
© Hidayatullah.com, 2017