Sabtu, 07 September 2019

Akhlaqmu Cerminan Sikapmu Pada Allah SWT

Image : Pixabay

"Segala sesuatu yang terjadi di hadapanmu, apapun itu, pada hakikatnya dihadirkan oleh Allah sebagai takdir/ketetapan-Nya untukmu, sebagai ujian untukmu, dan itu sudah tercatat di Lauh Mahfudz.. Sehingga respon kamu terhadapnya, apabila kamu mensikapinya dengan baik, maka sesungguhnya kamu telah berakhlaq baik pada Allah.. Namun, bila kamu mensikapinya secara negatif berarti kamu tidak menerima ketetapan Allah,  pada hakikatnya berarti telah  menyalahkan Allah, atau secara tidak  langsung berarti kamu tidak menerima apa-apa yang Allah hadirkan padamu.."

Minggu, 01 September 2019

Waspadai โ€œJebakanโ€ Waktu Luang

Image Source : Pixabay

โ€œSANTAI dulu ah, โ€œ begitu biasanya orang jika ingin rehat sejenak dari aktivitasnya. Sebagaimana dimaklumi bersama, bersantai-santai menjadi kesenangan manusia. Orang senang menggunakan waktu luang-nya untuk rileks, ngobrol, bercanda, bergurau. Sebatas kewajaran untuk menghilangkan rasa lelah tentu masih bisa dimaklumi. Tapi bila sudah menjadi adat kebiasaan, ini yang dilarang.

Kelalaian terhadap eksistensi hiduplah yang sering membuat manusia melakukan tindakan tanpa didasari tujuan yang jelas. Semuanya berjalan alamiah, asal gerak, asal jalan, dan yang penting memperoleh kesenangan. Kesenangan yang bagaimana? Kesenangan yang tidak jelas dan cenderung fatamorgana.

Padahal waktu adalah persoalan yang sangat essensial. Dalam kehidupan kita, ia memegang peranan yang sangat penting. Kita tidak boleh bermain-main dengan waktu. Orang bijak berkata, โ€œWaktu bagai pedang yang tidak boleh sembarang dipermainkan.โ€ Itu sama sekali bukan berarti setiap hari kita harus tegang dan pasang urat kencang selalu. Hanya kita disuruh ekstra waspada dan berhati-hati dalam memanfaatkannya.

Betapa banyak tindak kejahatan yang terjadi justru karena kesalahan manusia memanfaatkan waktu luang. Mereka menjadi tergelincir ke lembah kejahatan, karena hilangnya kendali diri akibat salah pakai terhadap waktu luang tersebut.


*Terpedaya Nikmat*

Rasulullah adalah tauladan bagi umat Islam sedunia. Beliau memberi contoh kepada umatnya dalam memanfaatkan waktu dalam kehidupannya. Nabi tidak terlalu banyak tidur, karena di malam hari selalu bangun qiyamul lail hingga kakinya bengkak. Siang hari beliau menjadi pedagang, pendakwah, dan kepala pemerintahan yang sangat handal. Dalam waktu 23 tahun, beliau mampu membangun peradaban Islam. Beliau mengikuti 80 peperangan bersama para sahabatnya dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Rasulullah pernah bersabda agar kita berhati-hati menghadapi kenikmatan. โ€œAda dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang (artinya, saat-saat sehat dan waktu senggang orang sering mempergunakannya untuk melakukan perbuatan yang terlarang).โ€ (HR al-Bukhari)

Dalam al-Quran, dijelaskan mendalam makna memanfaatkan waktu.
ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู
ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุฅูู†ุณูŽุงู†ูŽ ู„ูŽูููŠ ุฎูุณู’ุฑ
ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ูˆูŽุนูŽู…ูู„ููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญูŽุงุชู ูˆูŽุชูŽูˆูŽุงุตูŽูˆู’ุง ุจูุงู„ู’ุญูŽู‚ู‘ู ูˆูŽุชูŽูˆูŽุงุตูŽูˆู’ุง ุจูุงู„ุตู‘ูŽุจู’

โ€œDemi waktu. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih dan orang-orang yang senantiasa ingat-mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.โ€ (QS al-โ€˜Ashr: 1-3)

Melihat ayat tersebut, sungguh semua manusia itu berada dalam kerugian. Tidak ada seorangpun yang terbebas dari perkara rugi ini. Termasuk yang bila ditinjau dari segi fisik-ekonomi maju, karier berada pada posisi puncak, nama juga disebut-orang di mana-mana (melambung-lambung), kesenangan dan kebahagiaan juga telah terpenuhi. Mengapa mereka dikatagorikan sebagai orang rugi, padahal tidak miskin tidak papa?

Ada perangkat lain yang menjadi penilaian Allah. _Berimankah dia? Setelah beriman adakah ia menindaklanjutinya dengan amal shalih?_

Jadi kunci utamanya itu terletak pada *iman* dan *amal shalih*. Inilah yang menjadi perkecualian di antara semua yang rugi itu. Mengapa? Apabila ia beriman tentu kekayaannya tidak semata untuk memenuhi kebutuhan perut sendiri, keluarga dan sanak saudara. Apalagi di saat kondisi yang serba sulit seperti sekarang ini. Begitu banyak perut kaum muslimin yang kosong tak terisi nasi. Mereka menunggu bantuan uluran tangan dari saudara sesama kaum muslimin yang lain, yang bernasib lebih baik dari mereka.

Adalah Abu Hurairah. Ia memeluk Islam di usia 60 tahun. Namun ketika meninggal beliau mampu meriwayatkan 5374 hadits. Anas bin Malik, seorang pelayan Rasulullah sejak usia 10 tahun.  Selama bersama Nabi (20 tahun) beliau mampu meriwayatkan 2286 hadits. Juga Abul Hasan bin Abi Jaradah (548 H), sepanjang hidupnya beliau mampu menulis kitab-kitab penting sebanyak tiga lemari. Syeikh Ali At-Thantawi, mampu membaca 100-200 halaman setiap hari. Berarti dengan usianya yang 70 tahun, beliau sudah membaca 5.040.000 halaman buku.  Subhanallah, bagaimana dengan kita?


*Harga iman*

Waktu yang luang semestinya merupakan kesempatan untuk menunjukkan harga dari keimanannya. Cara untuk menunjukkan harga keimanan itu tidak lain adalah dengan beramal shalih. Amal shalih merupakan puncak nilai manusia di hadapan Allah. Bila segala puncak sudah diperoleh akan tetapi amal shalihnya kosong, maka perlu ditengok ulang keimanannya. Apakah benar keimanannya itu ada atau cuma sekadar ucapan yang menghibur-hibur diri.

Mari kita mengoreksi diri selagi masih hidup. Tidak keliru menengok ulang perbuatan pribadi yang sebenarnya akan menguntungkan bagi diri sendiri juga. Mari kita pertanyakan pada diri kita, _adakah nikmat sehat itu telah kita pergunakan sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal shalih? Seberapa waktu kita untuk kita gunakan untuk agama ini?_

Nabi pernah bersabda, โ€œYang pertama kali ditanyakan dari kenikmatan-kenikmatan Allah kelak pada hari kiamat ialah ucapan, โ€˜Bukankah telah kami berikan kesehatan pada tubuhmu dan Kami berikan air minum yang sejuk?.'โ€ (HR at-Tirmidzi)


*Maju atau Mundur*

Waktu luang pada dasarnya adalah kesempatan yang berharga. Ia banyak membuka peluang untuk maju atau mundur. Dengannya manusia dapat rusak atau baik. Allah berfirman kepada kita,

ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู„ู’ุชูŽู†ุธูุฑู’ ู†ูŽูู’ุณูŒ ู…ู‘ูŽุง ู‚ูŽุฏู‘ูŽู…ูŽุชู’ ู„ูุบูŽุฏู ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ุฎูŽุจููŠุฑูŒ ุจูู…ูŽุง ุชูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ

โ€œWahai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah. Dan perhatikanlah waktu yang telah engkau lewati untuk bekal mengarungi kehidupan waktu mendatang.โ€ (QS al-Hasyr: 18)

Waktu mempunyai kedudukan penting dalam berjalannya aktivitas di alam semesta ini. Islam memiliki konsep yang jelas tentang waktu. Di antara beberapa konsep makna waktu dalam Islam adalah ajal. Sesuai terminologi, ajal berarti penetapan batas waktu. Dalam al-Qurโ€™an, kata ajal mempunyai kecenderungan pada penetapan akan batas sesuatu (Yunus [10]:49:

ู„ููƒูู„ู‘ู ุฃูู…ู‘ูŽุฉู ุฃูŽุฌูŽู„ูŒ ุฅูุฐูŽุง ุฌูŽุงุก ุฃูŽุฌูŽู„ูู‡ูู…ู’ ููŽู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽุฃู’ุฎูุฑููˆู†ูŽ ุณูŽุงุนูŽุฉู‹ ูˆูŽู„ุงูŽ ูŠูŽุณู’ุชูŽู‚ู’ุฏูู…ููˆู†ูŽ

โ€œTiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.โ€

Seorang alim mengatakan, waktu kita adalah umur kita. Sementara yang kita saksikan, manusia menggunakan umurnya dengan sesuatu yang aneh dan sia-sia.

Mari kita renungi kembali hari-hari dan waktu-waktu yang telah kita habiskan selama ini, dengan harapan agar bisa memanfaatkan waktu yang telah diberikan Allah kepada kita. Jangan sampai ketika baru menyesal tatkala nafas sudah di tenggorokan, di mana kala itu ajal sudah tak bisa dimajukan atau dimundurkan barang semenit-pun. Naโ€™udzubillahi min dzaalik.


*Sumber*
Hidayatullah.com

Nabi Yahya, Pemuda yang Dirindu Sejarah

"wa salaamun โ€˜alayhi yawma wulida wa yawma yamuut wa yawma yubโ€™atsuun," Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahi...